Secara umum kelas sosial merujuk pada perbedaan antara kelompok dan individu yang berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain atau bahkan dalam masyarakat tertentu.
Setiap kelompok orang meyakini ide-ide tertentu seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, agama, pendapatan, asal-usul keluarga yang menempatkan seseorang pada posisi yang lebih tinggi atau lebih rendah dalam masyarakat.
Kelompok sosial di kelas atas selalu memiliki banyak kekuasaan yang memberi mereka kesempatan untuk mensubordinasikan kelas bawah.
Konsep kelas di Amerika Serikat:
Kelas sosial di Amerika Serikat lebih mengacu pada pendapatan pribadi, pencapaian pendidikan, dan prestise pekerjaan bagi mereka yang berusia 25 tahun atau lebih. Meskipun banyak orang di Amerika Serikat yang percaya bahwa masyarakat Amerika telah terbagi menjadi tiga kelompok: miskin, kelas menengah, dan kaya, masyarakat ini lebih beragam secara budaya dan ekonomi. Sementara beberapa ahli teori percaya bahwa karena keragaman tersebut, mustahil untuk menarik garis yang jelas antara kelas sosial di Amerika Serikat, tetapi ada beberapa yang berpikir akan bermanfaat jika kita mempertimbangkan kelas-kelas utama untuk membahas masalah kelas dan memahaminya dengan lebih baik.
Masyarakat Amerika dikategorikan menjadi lima sistem kelas utama:
Yang pertama adalah kelas atas yang diartikan sebagai mereka yang memiliki kekuasaan besar, bergengsi, dan berpengaruh terutama pada lembaga-lembaga negara.
Sistem kelas dua adalah kelas menengah ke atas yang merujuk pada mereka yang menikmati pekerjaan tinggi dengan pendapatan pribadi yang memadai. Sebagian besar dari mereka telah menerima gelar pasca-sekolah menengah dan mereka termasuk dalam profesi kerah putih.
Kelas menengah ke bawah adalah sistem ketiga yang merujuk pada mereka yang berpendidikan perguruan tinggi yang biasanya menderita karena kurangnya keamanan kerja. Mereka juga tidak menerima penghasilan yang layak.
Sistem keempat yang diberi label kelas pekerja mencakup mereka yang termasuk dalam pekerja kerah biru maupun kerah putih; kebanyakan dari mereka belum menerima gelar sarjana (bahkan banyak yang tidak pernah kuliah) dan menderita pendapatan pribadi yang rendah.
Mereka yang berada di kelas bawah terpinggirkan dan miskin meskipun mereka bekerja siang dan malam.
Karena mayoritas orang di Amerika Serikat menganggap diri mereka sebagai kelas menengah, alangkah bermanfaatnya jika kita lebih berkonsentrasi pada sistem khusus ini untuk memahami kondisi sosial Amerika Serikat.
Budaya, tingkat pendidikan dan penghasilan merupakan tiga faktor yang sangat berpengaruh pada seseorang untuk mengidentifikasi dirinya sebagai anggota kelas menengah.
Berbagai kelompok sosial di masyarakat Amerika Serikat memiliki sub-budaya mereka sendiri, termasuk kepercayaan dan tata krama umum yang diterima oleh semua anggotanya. Sub-budaya dapat memengaruhi cara anggota memandang dunia dan bahkan cara mereka membesarkan anak-anak mereka.
Jika seorang individu naik atau turun dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya, anggota kelas tersebut akan mengubah budaya kelasnya. Karena budaya kelas mengubah sikap individu terhadap dunia, hal itu dapat berdampak langsung pada kebutuhan pendidikan di mata anggota kelas sosial dan secara tidak langsung pada pendapatan anggota kelas tersebut.
Di Amerika, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin besar pula penghasilannya dan semakin tinggi pula peluang untuk menduduki jabatan bergengsi. Jabatan bergengsi merupakan faktor lain yang memengaruhi seseorang untuk mengidentifikasi dirinya sebagai anggota kelas menengah atas atau kelas atas, selain pendidikan tinggi dan pendapatan yang memadai.